Hama Yang Sangat Merugikan Tanaman Kopi
Pada tanaman kopi terdapat beberapa hama yang merugikan ,
namun kutu dompolan atau kutu putih ( Planicoccus citri) termasuk hama yang
paling merugikan pada tanaman kopi. Untuk menghindari meledaknya hama ini maka
diperlukan berbagai upaya, diantaranya dengan mengenali biologi kutu dompolan
tersebut, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pengendaliannya..
Berkembang biaknya kutu dompolan ini sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor iklim terutama kelembaban, intensitas cahaya dan temperatur.
Ledakan serangan hama kutu dompolan sering terjadi pada musim kemarau yang
kering dan panjang. Dalam musim hujan, serangan hama ini nampak berkurang,
demikian pula tahun -tahun dimana terdapat musim kemarau yang relatif basah.
Tanaman inang.
Banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman inang
bagi kutu dompolan, namun jenis tanaman tersebut tergantung pada ketinggian
tempat. Pada ketinggian di bawah 600 meter dpl, tanaman inang dari kutu
dompolan ini adalah kopi, tapi di atas 600 meter dpl tanaman inangnya yang
primer bagi kutu dompolan ini adalah lamtoro, dan baru kemudian berpindah ke
kopi. Selain itu terdapat banyak tanaman inang lainnya yaitu antara lain:
Colopogonium, crotalaria, Theprosia, Indigofera, Desmodium, jeruk, teh, kina,
dadap, Albizzia dan Cassia
Pengaruh kelembaban udara.
Kelembaban udara juga merupakan salah satu faktor yang dapat
berpengaruh terhadap populasi kutu dompolan. Populasi kutu dompolan berkembang
dengan cepat apabila kelembaban udara rata-rata bulanan pada pukul 12 siang
berada di bawah 70 %. Prosentase jumlah pohon kopi yang terserang kutu dompolan
akan menyrun jika kelembaban udara rata-rata meningkat di atas 70%.
Pengaruh temperatur.
Temperatur juga berpengaruh terhadap populasi kutu dompolan.
Semakin tinggi temperatur udara semakin pendek siklus kutu dompolan ini. Pada
temperatur 21o C , siklus dari telur menjadi dewasa memerlukan waktu rata-rata
42 hari, tetapi pada temperatur 29 oC hanya diperlukan waktu rata-rata 30 hari.
Dengan demikian maka semakin tinggi temperatur udara (semakin rendah letak
kebun) semakin cepat pertambahan populasi kutu dompolan ini. Dengan demikian
maka kebun-kebun yang lebih rendah letaknya serangan hama ini lebih cepat
menyebar dan mengganas.
Pengaruh intensitas cahaya..
Intensitas cahaya dipengaruhi oleh naungan. Semakin kurang
naungan berarti semakin besar intensitas cahaya. Naungan yang diberikan pada
tanaman kopi juga mempengaruhi jumlah serangan. Pada kondisi naungan yang
ringan, pohon kopi yang mengalami serangan berat berjumlah 45 %, sedangkan pada
kondisi naungan gelap, hanya 22% yang mengalami serangan berat. Dengan demikian
maka pada naungan yang gelap dapat memperkecil tingkat serangan, namun bukan
jaminan untuk menghindari serangan.
Intensitas cahaya dan komposisi jenis kelamin.
Perbedaan intensitas cahaya ternyata sangat berpengaruh
tehadap komposisi jenis kelamin. Apabila naungan gelap, maka sex-ratio antara
kutu betina dan jantan adalah 1:9, tetapi pada naungan yang ringan, kutu betina
lebih banyak dari pada kutu jantan . Dengan demikian berarti bahwa pada kondisi
naungan yang ringan, sumber penularan kutu dompolan jauh lebih besar dari pada
kondisi dengan naungan yang gelap, karena jumlah kutu betina yang siap bertelur
lebih banyak.
Tempat bersarang.
Sumber: Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya
& Pengolahan Kopi di Indonesia. Ir. Mudrig Yahmadi. 2007.
0 komentar:
Posting Komentar