Hasil Tanaman Jagung Bisa sampai 200% dari biasanya, berikut Teknik Budidayanya...
I. PENDAHULUAN
Produksi palawija khususnya jagung,menunjukkan peningkatan
peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah penduduk dan program
perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan, mendorong
permintaan jagung. Selain komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam
negeri semakin meningkat dengan banyaknya industri makanan ternak, industri
minyak jagung dan produk ethanol, dimana varietas jagung hibrida mempunyai
kelebihan dari jagung komposit yaitu produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan
rebah,penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.
Selain itu tanaman jagung banyak sekali gunanya,sebab hampir
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara
lain batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen
untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang
jagung untuk lanjar(turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah
jagung muda untuk sayuran,bergedel, bakwan,sambal goreng, biji jagung tua sebagai
pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan campuran
kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi,
dextrin, perekat, industri tekstil.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
1. IKLIM
1. Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah
daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang
basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga
0-40 derajat LS.
2. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada
fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau.
3. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar
matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana
dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat
C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum
antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu
yang cocok sekitar 30 derajat C.
5. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan
lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan
biji dan pengeringan hasil.
2. MEDIA TANAM
1. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus.
Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
2. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain
andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur
berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan
tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu
adalah yang terbaik untuk pertumbuhan.
3. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan
unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman
jagung adalah antara 5,6-7,5.
4. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan
ketersediaan air dalam kondisi baik.
5. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami
jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan
daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras terlebih dahulu.
3. KETINGGIAN TEMPAT
Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai
di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah
dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik
bagi pertumbuhan tanaman jagung.
II. TEKNIK BERCOCOK TANAM
1. PERSIAPAN
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik
sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman
jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan
penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau
basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk
jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
2. PENANAMAN
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak
becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam
dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan
jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm
dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang.
Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji
jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3. PEMUPUKAN
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling
banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan
sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara
terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan
nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil. Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia
lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan
terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi
lutut sampai selesai pembungaan.
4. PEMELIHARAAN
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,
penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat
dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman
dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di
pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat
beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma
serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma
terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman
tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma.
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan
sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan
sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk
memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun
jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian
pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara
nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. PENGAIRAN
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55
hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa
pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu
berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan
pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar
tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan
curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan
juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan
jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.
6. PENYAKIT DAN HAMA
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan
biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan
menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
- Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
- Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
- Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
- Penggunaan varietas bibit yang resisten
- Penggunaan teknik-teknik agronomi
- Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
- Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
7. PANEN
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang
ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya
sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila
kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan
menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera
dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah
dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses
pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang
rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga
pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol
berkelobot (berkulit).
8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada
umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari
menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan
selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung
dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang
lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60
jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
1. Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung
yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga
menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
2. Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara
kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan
dengan cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang
dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya
meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan
penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh
petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh
berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan
istilah Sistem Penanganan PascaPanen.
Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan
memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun,
maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah.
Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah
adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman,
kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut
adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia
maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi
racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.
0 komentar:
Posting Komentar