Kisah lelaki dari Golongan Mutawassimin (Orang Yang memiliki Firasat)
Allah berfirman, ”…. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda
bekas sujud ….”(OS al-Fath [48]: 29) Yaitu, pada saat kamu melihat mereka
(orang-orang yang beriman) maka akan tampak tanda yang menunjukkan keimanan
yang bersemayam di dalam jiwanya.
Allah juga berfirman, ”…. Engkau mengenal mereka dari ciri-cirinya,
mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain ”(QS al-Baqarah [2]: 273)
Begitulah kita melihat seorang mutawassim (Maksud Mutawassim-orang yang memperhatikan
tanda-»berarti orang yang memiliki firasat dan orang yang berpikir). Adalah orang
yang memiliki firasat yang bisa membongkar rahasia didalam diri seseorang.
Maka, Rasulullah saw. bersabda, ”Takutlah kepada frasat
orang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya Allah. ” (HR Tirmidzi, Ibnu Adi,
Thabrani, al-Baghawi, dan Aqili)
Sebuah kisah Arab mengingatkan kita kepada seorang badui
yang kehilangan untanya, maka dia pergi menghadap kepala suku dan berkata
kepadanya, ”Untaku hilang dan aku khawatir jika dicuri oleh seseorang.” Ketika
dia berkata kepada kepala sukunya maka datanglah seseorang dan berkata
kepadanya, “Apakah untamu matanya buta sebelah?” Dia menjawab, ”Ya.” Kemudian
berkata lagi orang tersebut, ”Apakah untamu ekornya buntung?” Dia menjawab
”Ya.” Orang itu menanyakan soal ketiga, “Apakah untamu sedikit miring ketika berjalan?”
dia menjawab ”Ya, itulah untaku.”
Maka kepala sukuitu hendakmengetahui bagaimana lelaki yang
datang ini mengetahui tanda-tanda unta milik orang yang kehilangan tersebut.
Sehingga dia bertanya, “Apa yang membuatmu mengetahui tanda-tanda unta tersebut?”
Lelaki itupun menjawab, “Aku telah melihatnya di jalan. Aku mengetahui dia buta sebelah karena dia
makan rumput kering di sebelah rumput yang masih hijau.
Dan, jika dia tidak buta sebelah tentu dia makan rumput yang
masih hijau tersebut.
Lalu, aku mengetahui bahwa ekornya buntung dari kotoran yang
dikeluarkannya tidak berserakan, sebagaimana unta-unta yang ekornya masih utuh.
Kemudian aku mengetahui bahwa unta itu berjalan miring
adalah dari jejak kakinya. Kaki kanannya meninggalkan jejak lebih dalam
daripada jejak kaki kirinya.”
Begitulah khazanah arab menjelaskan tentang makna
”Al-Mutawassim”
Kemudian Allah menjelaskan tempat dari kota kaum Luth. Allah
berfirman, “Dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak dijalan yang masih
tetap (dilalui manusia). ” (OS al-hijr [15]: 76)
Yaitu, sungguh, negeri tersebut berada di jalan yang masih
tetap dan kalian akan melewatinya jika kalian pergi ke arah tempat itu.
Kemudian di ayat lain Allah berfirman, ”Dan sesungguhnya
kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu
pagi.” (QS ash-Shaffat [37]: 137)
Demikianlah negeri tersebut berada dijalan yang tetap. Tidak
akan hilang oleh faktor-faktor yang bisa mengubahnya kecuali atas kehendak
Allah.
Mutawassim- artinya :orang yang memperhatikan tanda-»berarti
orang yang memiliki firasat dan orang yang berpikir.
sumber : Kisah-Kisah Sahabat Dan Orang Orang Shalih ,
karya Syekh Muhammad Mutawalli
Asy-Sya’rawi
halaman 357
0 komentar:
Posting Komentar